Beberapa hari yang lalu di
hubungi seorang teman dari tembilah, Riau. Di Sendiri sama sekali baru pertama
kali datang ke Tanah Banjar, memang dia masih keturunan Banjar dari pedatuan
nya, yang merantau ke tanah sumatera akibat Perang yang terjadi di Banua Banjar
beberapa abad lalu.
Nah disini cerita nya, teman ini
ku jemput di hotel tempat dia menginap, dia ku jemput naik motor,(Maklum tak
punya mobil dan juga tak bisa nyupir).Teman ku ini ku bawa keliling menyelusuri
daerah awal kota Banjarmasin, menyusuri kampung-kampung (Blusukan) hehehehehe….
Pertama dia ku bawa ke Masjid
Bersejarah Sultan Suriansyah Kuin Utara, sekitar 10 Menit naik motor sampai lah
kami ke masjid itu, setelah sampai disana ku parkirkan motor pada tempat
nya, teman ku nampak nya menikmati
keunikan masjid bersejarah tersebut, kami berkeliling masjid itu menelusuri
keasrian bangunan bersejarah itu.
Setelah puas mengujungi masjid
tersebut, kami jalan lagi beberapa ratus meter dari situ untuk melihat
pengolahan Tajau(Tempayan) dari semen yang di bikin secara tradisional, yang
sudah turun temurun di kerjakan oleh masyarakat disitu, walaupun hanya tinggal
sedikit yang membuat nya, maklum tergerus oleh moderenisasi barang plastic.
Dari tempat pembuatan tajau kita
jalan lagi sekitar 300 an meter kita merapat ke Komplek makam Sultan
Suriansyah, disana kami disambut oleh penjaga makam tersebut, disini teman ku
menyempatkan baca surah Yassin, (kebiasan jiarah kubur) setelah selesai dia
berbincang bincang dengan penjaga makam dan menyempatkan minum air sumur di
makam itu yang tidak pernah kering (ambil berkah nya). tidak lupa juga melihat museum di komplek itu
Sekitar setengah jam kita jalan
lagi, eh…tapi kita ngisi bensin dan perut dulu ya….hehehehe…
Oke kita lanjut, setelah dari
komplek makam kita menuju pelabuhan ferry penyeberangan sungai Barito, Alalak
Selatan, menyeberang, Cuma singgah disana, menikmati sungai Barito dengan
denyut kehidupan nya dari pelabuhan itu, tidak lupa melihat Pulau Kambang yang
diseberang sana dari pelabuhan ini.
Kita cabut dari sini, kita menelusuri Alalak melihat aktivitas masyarakat disini sebagai pusat pengolahan kayu tradisional di Banjarmasin, tapi kita tidak singgah, karena tujuan kita ke Masjid Tua yaitu Masjid Jami Tuhfarroghibin, mungkin anda tidak kenal masjid itu, karena masyarakat menyebut masjid ini sangat familiar dengan Masjid Kanas, kami tidak masuk kesana Cuma memandang dari luar, maklum durasi…
Setelah kita jalan lagi menuju ke Sungai Jingah menuju kubah Syekh Jamaluddin Al-Banjar (Syekh Surgi Mufti) disana masuk dan berdoa di kubah itu, selesai doa kami melihat rumah peninggalan sang syech, dengan ornamen ornament rumah banjar yang masih orisinal.
Oke kita jalan lagi menelusuri jalan sungai Jingah sambil menikmati peninggalan RUMAH BANJAR tradisional yang sebagian rudah rusak dan ada yang sudah rusak meskipun juga masih ada yang masih terawat dengan bagus.
Sekarang kita singgah dulu di Komplek Makan Pahlawan Nasional Pangeran antasari, Seorang Bangsawan kesultanan Banjar yang gigih mempertahan kan tanah banyu banua ini agar tidak di kuasai Penjajah Belanda pada jaman perjuangan dahalu.
Di perjalan kami menyinggahi Masjid tua juga yaitu Masjid Jami sungai Jingah, kami hanyar singgah sebentar dan melanjutkan perjalanan menuju daerah jalan tarakan untuk menikmati makanan dan minuman segar disana, beberapa menit berlalu kami jalan lagi menuju hotel tempat teman ku nginap,
Dia bilang sungguh pengalaman yang berharga bisa menelusuri Sudut Utara Kota Tua Banjarmasin dengan naik motor, sedangkan kata nya kalau saja dia Raunan (keliling) naik mobil tidak bisa menyusuri kampung dengan sepuas nya.
Oke itulah pengalaman memandu orang luar yang ingin menyusuri sudut sudut kota ini
https://www.facebook.com/yudivision
https://twitter.com/Yudivision_1
Posted by 06.33 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar